Sang pencipta menciptakan laki-laki dan perempuan. Keduanya saling melengkapi. Dijelaskan pula dalam salah satu hadist yang menerangkan setiap manusia diciptakan berpasang-pasangan. Begitu juga dalam berumahtangga. Hal yang tidak mudah tapi menyenangkan karena dalam keluarga ada peran ayah, ibu dan anak. Semuanya memunyai andil yang penting dalam mengelola kebahagiaan rumah tangga. Hal ini pulalah yang dilakukan Indari, begitu panggilan akrab ibu dari dua orang anak (3 dan 6 tahun) ini.
Indari
Mastuti, penulis puluhan buku best seller dan Writer Business Specialist,
mengobrol dengannya sungguh sangat menyenangkan. Ilmu yang ia miliki pun tak
segan selalu dibaginya. Beberapa waktu lalu saya berkesempatan untuk banyak bertanya
pada Teh Indari tentang kesehariannya. Sungguh, dalam hati, saya bergumam ia
adalah wanita tak biasa dengan profesi biasa. Jawabannya lugas dan ringkas tapi
bisa dimengerti dengan mudah. Ini adalah hasil obrolan online kami beberapa waktu silam.
Assalammualaikum Teh,
apa kabar?
Walaikumsalam, Alhamdulillah baik.
Boleh saya tanya-tanya
Teh? Baiknya lewat e-mail atau chat FB saja ya?
Di sini saja boleh (saat itu kami dalam ruang chat yang sama).
Baik, terimakasih. Teh
saya penasaran sekali dengan manajemen waktu Teteh? Secara Teteh sangat sibuk
baik sebagai Ibu rumah tangga, penulis, pebisnis, mengurus komunitas IIDN
(Ibu-Ibu Doyan Nulis), pembicara serta ada kewajiban rumah tangga lainnya.
![]() |
contoh to do list Teh Indari |
Saya
punya 185-an to do list setiap harinya.
Saya susun dengan sistematis. Kalau yang sudah saya kerjakan saya beri tanda
atau centang, sedangkan yang belum saya jadikan prioritas esok harinya. Waktu yang
saya sediakan untuk mengerjakan list tersebut selama 3 jam. Waktu
lainnya saya gunakan untuk beraktivitas di dunia domestik sebagai IRT,
menyambut tamu yang datang ke rumah, bermain dengan anak, bertaman, dan
mengerjakan apapun yang saya mau.
Sejak kapan
Teh menemukan ide seperti itu? Apa
ada yang tidak dikerjakan /
terlewat dari list yang
telah dibuat?
Sudah
saya lakukan 2 tahun ini. Awalnya saya seperti ibu-ibu
yang lain, entah apa yang menjadi prioritas untuk dikerjakan,
sibuk nggak berhenti-henti. Sejak punya list seperti ini, saya punya banyak waktu luang untuk mengerjakan
apapun. Karena waktu saya
bekerja hanya 3 jam. Sisanya apapun bisa saya kerjakan. Di
rumah tidak ada asisten rumah tangga dan tamu setiap
hari datang
serta antar anak sekolah juga.
Wow! Sama
sekali tidak ada yang membantu pekerjaan rumah tangga Teh? Lalu bagaimana
dengan weekend, apa Teteh juga bekerja atau hanya family time?
Untuk menyetrika saya meminta
bantuan orang lain seminggu sekali. Memandikan,
menyuapi, semua dilakukan sendiri. Weekend lebih longgar sih. Kebanyakan
waktu weekend khususnya Minggu
saya
tidak
bekerja.
Kalau Sabtu masih kerja, karena mengajar di
Sekolah Perempuan (kelas online / offline) dan masih
banyak tamu.
Kami
berbagi tugas, saya dan suami. Suami saya nyuci lho, ahahhahah. And he is so happy.
Teh alasan tidak memakai jasa asisten
rumah tangga kenapa?
Lebih nyaman saja dan lebih asyik dengan berbagi tugas.
Tugas apa saja yang dibagi bersama Teh?
Suami
saya mengerjakan ruang bawah, dan saya ruangan atas. Ruang
bawah itu, ruang kerja, kelas Sekolah Perempuan, dan ruang public. Di
atas ruang keluarga dan kamar pribadi.
Apakah suami
juga bekerja kantoran Teh?
Suami saya, financial director di Indscript.
Kalau Teteh pergi karena kesibukan bisnis dan kegiatan lainnya yang
mengharuskan meninggalkan rumah lebih dari satu hari lantas bagaimana dengan
keluarga dan
anak-anak?
Maka,
bersyukurlah saya sebab mendapatkan partner
hidup dan partner bisnis suami saya.
Kami mampu berbagi peran dan menikmatinya. Terima kasih, Ayah.
Jadi pekerjaan IRT juga termasuk to do list Teteh?
Pekerjaan
rumah
saya buat di agenda tersendiri. Tiap hari
berbeda.
Misalnya
saya mengantar anak ke acara sekolah, memotong kuku anak dan suami, dll. Setiap
hari berbeda.
Bagaimana
dengan peran kedua orang anak
teteh?
Anak saya
libatkan,
tetapi tidak tidak saya
bebani pekerjaan rumah. Mereka diperbantukan jika memang dibutuhkan. Misalnya
Nanit (anak sulung) nyuci piring dan Dede beresin mainan. Minimal mereka
belajar bertanggungjawab terhadap barang miliknya sendiri.
Yang 185 list perhari tadi apa itu semua berhubungan dengan bisnis Teteh?
Sistematisnya
juga sama antara to do list IRT
dengan pekerjaan Teh?
Kadang tidak semua
saya kerjakan, tapi harus jelas
mana yang dikerjakan mana yang tidak. 185 to
do list diurutkan dari yang terprioritas, penting, dan bisa dilewatkan. Semua
tertulis.
Kalau
tidak dikerjakan hari ini kelihatan, sehingga bisa dikerjakan esok
harinya.Hingga
mengurus komunitas dan Sekolah Perempuan.
3
jam sehari tadi
dimulai dari jam berapa Teh?
Biasanya
setelah anak saya sekolah. Sekitar jam setengah delapan pagi. Berakhir
jam setengah sebelas siang. Tapi
ada
yang fleksibel. Kalau
bisa dikerjakan sorepun its oke. Yang penting kita tahu apa yang akan
kita kerjakan.
Lalu, waktu menulis kapan Teh?
Menulis saya
sertakan di to do list. Satu
artikel saja.
Tidak
selalu saya publish,
minimal menulis.
Apakah teteh juga ODOA (One Day One Article)?
Yes.
Apakah dulu
pernah kerja kantoran Teh? Apa dan di mana?
Pernah. Saya
pernah di dunia telekomunikasi selama 5 tahun, di dunia publishing 1 tahun, jurnalistik juga pernah, bahkan asuransi.
Resign sejak kapan Teh?
Tahun
2007
saya resign. Lalu saya mendirikan Indscript.
Terakhir Teh,
moto hidupnya apa?
Bagikan sedikit hal positif dari diri
Anda dan itu akan menangkis banyak hal negatif dari sekitar Anda.
Oke. Terimakasih Teh sudah meluangkan
waktunya. Maaf ya Teh banyak sekali pertanyaannya. Wassalamualaikum.
Di akhir percakapan kami, kata-kata
Teteh pun tetap sarat dengan ilmu dan inspirasi. Begini katanya, “Setiap hari
ada yang BERTANYA, dan pada saat itulah setiap JAWABAN memberi keajaiban yaitu
ILMU yang terus BERTAMBAH. Jangan bosan ditanya dan jangan bosan bertanya.” (ds)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar