Jumat, 06 Juni 2014

Bisnis Games dengan Modal Kecil. Bisa?



          Perkembangan dunia digital di era modern rupanya sangat berpengaruh terhadap kebutuhan hidup manusia. Karena sebagai makhluk yang paling sempurna diciptakan, manusia terus berinovasi dan melakukan penemuan baru untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Beberapa tahun terakhir ketergantungan kita terhadap benda yang namanya Handphone semakin tinggi. Malah kita lebih memilih lebih baik ketinggalan dompet atau tas dari pada ketinggalan benda yang satu itu.
            Handphone atau mobilephone sudah tumbuh menjadi alat komunikasi yang kehadirannya jauh dari tujuan awalnya diciptakan. Pada tahun 2000 an alat ini menjadi suatu yang sangat mewah. Pemiliknya hanya dari kalangan tertentu. Bagaimana tidak, karena untuk membeli kartu aktivasinya saja dipatok 500 ribu hingga 1 juta rupiah. Tujuannya sebagai alat penghubung telah berkembang sebagai entertainment tool. Berbagai fasilitas hiburan telah tersedia termasuk yang paling sering digunakan adalah games.
            Tingginya pengguna di smartphone inilah yang menjadi inceran salah satu studio pengembang games asal Bandung ini. Tak mau kalah dengan developer kenamaan asal luar negeri, Tinker yang didirikan sejak 2011ini pun terus berinovasi dan melakukan kerjasama demi keluar menjadi games developer terbaik se-Asia Tenggara.
            Muhammad Ajie, CEO sekaligus co founder Tinker pun membuka rahasianya saat memulai industri kreatif ini. Bisnis yang awalnya tidak mendapat restu dari kedua orangtuanya berhasil diyakinkan Ajie dengan tidak mengeluarkan modal besar dan bersandar pada ilmu yang telah ia dapatkan dari School of Business and Management ITB.  Baginya bisnis apapun pasti memerlukan modal dan inovasi tinggi. Karena tanpa itu suatu usaha akan “mandek” pada posisi capaian awalnya saja. Namun berbeda dengan Tinker, bisnis ini dibangun dengan modal sendiri dan apa adanya. Dengan memanfaatkan berbagai lomba mobile games sejak duduk di bangku kuliah maka Ajie dan timnya hanya perlu menyiasati hobi mereka agar menghasilkan.
            Selain modal, tentu faktor pendukung lain tak lepas dari keberhasilan Tinker dan tim. Tak perlu mengeluarkan nominal yang besar, cukup menerapkan empat hal ini Tinker mampu menelurkan 10 karya terbaik mereka sejak November 2011.
Muhammad Ajie (Sumber swa.co.id)
Kerja Keras – diusia para founder Tinker yang masih muda tak berbanding lurus dengan prestasinya. Budaya lokal, memorable dan adiktif kerap mereka utamakan sebagai keunikan. Ajie yang baru berusia 24 tahun terus belajar dan membuka diri agar bisa maju bersama Tinker.
Fokus – persaingan yang ketat membuat bisnis yang Aji jalankan ini harus memilih jalurnya. Mobile games developerlah yang menjadi sorotan utama Tinker sampai saat ini. Dengan memanfaatkan kemajuan era digital smartphone tentunya.
Konsisten – kata gagal bukan berarti tak ada dalam kamus laki-laki yang suka tersenyum ini. Namun motivasi dan inspirasi bisa didapatkan dari mana saja. Bangkit dari kegagalan dan terus mencoba adalah pedomannya untuk mencapai apa yang direncanakan.
Lingkungan positif  -- diri kita adalah bagaimana keadaan sekitar kita. Selain sibuk dengan Tinker, Ajie pun aktif di beberapa komunitas seperti Fowab (Forum Web Anak Bandung) dan Cakra, sebuah asosiasi para pelaku industri kreatif Indonesia.
Modal bukanlah satu-satunya list pertama yang dibutuhkan untuk berani berbisnis. Ajie dan Tinker telah membuktikan kepiawaian mereka berkembang dari Bandung menuju negara luar. Bagaimana, sudah punya modal apa untuk mulai bisnis?(ds)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar